BLENDED LEARNING SEBAGAI PEMBELAJARAN NEW NORMAL,BISAKAH?

 

BLENDED LEARNING SEBAGAI PEMBELAJARAN NEW NORMAL,BISAKAH?

Subtema : Pendidikan

 


 

KOMPETISI ESAI NASIONAL 2021

Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh:

ELSA DANIELLA SIMBOLON

  

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

 

 



Pendahuluan

 

Coronavirus Disease atau Covid-19  merupakan wabah yang masih terus menjajah dan menjadi ancaman bagi penduduk dunia salah satunya Indonesia bahkan sampai detik ini .Hampir 1 tahun lamanya kita berperang dengan dasyatnya virus ini dan sekarang kita telah membuka lembaran hidup yang baru dan mulai menormalisasi keadaan.Pandemi Covid-19 memang belum selesai namun kita harus maju dan memperbaiki keadaan yang bisa kita ubah tentunya dengan memperhatikan standar kesehatan yang mumpuni.Implikasinya berbagai sektor kehidupan mulai berbenah menuju normalisasi,terutama di sektor pendidikan perlu diketahui sektor ini paling berdampak bagi kelangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) terkhusus ditingkat Perguruan Tinggi  ,jika kita telisik berbagai upaya telah dilakukan demi menstabilkan situasi kegiatan pendidikan ditengah pandemi dan bahkan pasca pendemi  agar tetap berjalan sebagaimana mestinya.

 Pada awal masa pandemi  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)  menginstruksikan sistem pembelajaran daring/on-line mutlak harus dilaksanakan dalam rangka mencegah penyebaran virus covid-19 dengan social distancing,dan  menjaga jarak (physical distancing)[1]. Pembelajaran daring juga berlangsung pada situasi pasca pandemi, masih banyak perguruan tinggi yang menerapkan situasi belajar daring / on-line untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) .Metode belajar daring memang sebagai alternatif dalam pembelajaran era pandemi,namun pada pengimplementasiannya masih menyajikan berbagai kekurangan yakni  banyak mahasiswa kesulitan dalam pembuatan tugas akhir yang memerlukan riset dalam laboratorium kampus dan tidak dapat digantikan esensinya melalui pembelajaran daring ini.Mahasiswa tingkat akhir juga sulit untuk melakukan bimbingan online karena tidak jarang kurang mengerti jika dijelaskan secara online karena dinilai tidak efektif dan membutuhkan penjelasan secara detail dengan tatap muka.

  Walaupun metode belajar daring/On-line membawa dampak positif dalam penguasaan Literacy Technologi namun masih ada celah kekurangan dari metode ini yang perlu disisipi dengan metode lainnya.Diera pasca pandemi kita perlu mengkolaborasikan antara metode belajar on-line dengan metode belajar konvensional,agar mahasiswa mendapatkan stabilitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.



[1]  Surat Edaran Kemendikbud No.3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan  

 

Isi


Mengenal konsep blended learning

   Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama empat kementrian lainnya sudah menyepakati dan menginstruksikan untuk dilaksanakannya metode belajar tatap muka pada  Juli 2021[1].Namun tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dan juga sangat terbatas,untuk itulah konsep belajar menggunakan metode blended learning sangat mumpuni untuk dilaksanakan pada situasi pasca pandemi ini.

   Blended learning merupakan kolaborasi antara model pembelajaran konvensional (face to face) dan pembelajaran online. Thorne (2013) mendefinisikan blended learning sebagai campuran dari teknologi e-learning dan multimedia, seperti video streaming, virtual class, animasi teks online yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk tradisional pelatihan di kelas.Konsep blended learning ini menawarkan dominasi pembelajaran online dengan disisipi metode konvensional hal ini sangat cocok untuk situasi pasca pandemi yang masih perlu meminimalisir pertemuan antar  individu. Newcombe (2011:49), menyatakan bahwa pembelajaran blended learning memiliki komposisi 30% untuk tatap muka dan 70 % dari penayangan materi secara online.

   Blended learning akan membantu kita khususnya generasi Z yang merupakan generasi digital dalam pemahaman terkait ICT (Information And Communication Technology) dan juga merupakan wadah perubahan serta persiapan setiap generasi dalam menghadapi era society 5.0 .Disamping itu untuk keperluan pembelajaran yang tidak bisa digantikan pada pembelajaran daring seperti membutuhkan pertemuan antar peserta didik ,diskusi langsung atau penggunaan laboratorium kampus,maka mahasiswa dapat datang kekampus dan menerapkan metode pembelajaran  konvensional .

   Walaupun formulasi pembelajaran online lebih banyak,konsep blended learning tidak melupakan pembentukan aspek sosial secara langsung dengan tetap menggunakan metode konvensional / tatap muka.Hal ini dikarenakan pentingnya pembelajaran tatap muka bagi mahasiswa agar tidak semakin kehilangana esensi pembelajaran yang sesungguhnya.Hal yang harus diperhatikan lagi metode blended learning ini harus disesuiakan dengan kebutuhan  peserta didik dan kesanggupan fasilitas belajar,pihak instansi terkait dapat merencanakan metode belajar ini sebagai kurikulum atau dimasukkan dalam silabus pembelajaran.

   Metode ini dapat dilaksanakan dengan konsep live event yaitu pembelajaran dapat dilakukan ditempat dan waktu yang sama (Classroom/ face to face) atau waktu yang sama namun tempat berbeda (Virtual classroom) seperti menggunakan media Zoom dan G-meet. Menggunakan virtual class dapat mengasah literasi siswa dalam mengenal teknologi. Model live event juga diselingi pembelajaran tatap muka tetapi wajib mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.,dalam bagian ini peserta didik diharapkan membangun interaksi aktif dengan sesama walaupun situasi sehat harus tetap dijaga. blended learning juga dapat menggunakan model Self- Paced Learning mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta didik belajar kapan saja, dimana saja secara online tentu hal ini bertujuan untuk membentuk siswa yang bertanggung jawab,melatih leadership dan memberikan waktu bagi siswa untuk mengeksplor bidang keahliannya secara mandiri.Tenaga didik bisa mengunggah dan menyampaikan materi pembelajaran melalui Google Drive,Chat group,Streaming video,e-book atau e-mail yang nantinya diunduh oleh peserta didik sehingga waktu lebih fleksibel.

  Berkaitan dengan assessment dalam metode blended learning ,tenaga pendidik harus mampu mengkombinasikan jenis assessmen online dan offline baik yang bersifat tes (ulangan atau kuis) maupun non-tes (proyek kelas,e-portofolio) atau misalnya jika tugas akhir membutuhkan sarana prasana seperti laboratorium maka mahasiswa dapat melaksanakan hal tersebut dilaboratorium kampus.

   Dalam menjalankan metode blended learning maka kita harus dapat memastikan bahwa tenaga didik dan peserta didik memiliki fasilitas untuk menerapkan belajar online dan offline (Performance Support Materials) seperti tersedianya akses internet ,Laptop, Smartphone,dan akun-akun pendukung serta keahlian dalam menggunakan fasilitas tersebut,untuk fasilitas pembelajaran offline diharapkan pihak sekolah menyediakan silabus,ruang kelas dan akses fasilitas yang tentunya memenuhi standar protokol kesehatan.

   Selain sebagai alternatif belajar pasca pandemi,metode ini juga menyajikan dampak positif terkait adaptasi teknologi.Dengan adanya pendekatan teknologi kepada Generasi z akan membawa kita semakin dekat dan percaya diri menghadapi peradaban yang menuju era society 5.0.Pendekatan dan penguasaan teknologi yang termuat dalam metode ini sesungguhnya tidak terlalu sulit dilaksanakan oleh mahasiswa / Generasi Z mengingat teknologi sudah menjadi sahabat setia generasi net.Karateristek generasi ini adalah fasihberteknologi,intens berinteraksi,ekspresif,multitasking[2],oleh karena itu pelaksanaan metode blended learning tidak terlalu menyulitkan bahkan menjadi menyenangkan,namun masih perlu adanya perbaikkan diberbagai sektor yang harus menjadi perhatian bersama seperti akses,fasilitas dan kemampuan tenaga didik mengikuti arus teknologi perlu diperbaiki dan dicarikan solusi.


Efektivitas blended learning  pada situasi pasca pandemi

   Situasi pasca pandemi merupakan situasi “abu-abu” kita perlu tetap waspada terhadap penyebaran covid-19 yang semakin hari semakin memakan korban bahkan sampai hari ini sudah ada sekitar 1.72 juta kasus covid-19 ,perlu diketahui ancaman masih tetap aktif sampai detik ini ,untuk itulah pembelajaran online harus tetap dilaksanakan untuk meminimalisir pergerakan virus pandemi.Namun disisi lain ada bagian yang tidak bisa digantikan dengan sistem online seperti pembelajaran yang menggunakan aspek sosial interaktif secara langsung atau pemanfaatan fasilitas kampus .Oleh karena itu kolaborasi sistem belajar konvensional dan online atau blended leaarning ini merupakan solusi yang sangat tepat untuk keadaan sekarang ini.

   Dalam situasi Pasca pandemi kita sudah bisa merasakan program vaksinasi nasional yang dimulai diaktualisasikan kemasyarakat luas. jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama yakni sebanyak 12.385.886 orang dan dosis kedua hingga saat ini sudah mencapai 7.629.859 orang[3].Artinya situasi sekarang sudah lebih aman walaupun tidak ada jaminan akan terhindar dari covid-19 namun kita sudah memiliki senjata untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka walaupun pelaksanakaanya hanya 30 % saja.Namun banyak yang harus diperhatikan tentunya terkait fasilitas dan keamanan kampus/ instansi pendidikan lainnya.Misalnya saja untuk fasilitas pembelajar online perlu memperhatikan kemampuan dan ketersediaan fasilitas online seperti kuota internet,smartphone dan lainnya.Kebijakan bantuan kuota internet gratis  seharusnya dilanjutkan agar meringankan beban mahasiswa.Pada pembelajaran tatap muka pihak instansi pendidikan wajib mematuhi semua unsur protokol kesehatan dan mengusahakan vaksinasi kepada seluruh civitas akademika dan seluruh staf instansi serta mahasiswa wajib melaksanakan 3 M (Menjaga jarak,Memakai masker dan Mencuci tangan)



[1] Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

[2]Wijoyo, Indrawan,dkk.2020. Generasi Z & Revolusi Industri 4.0.( Banyumas: CV. Pena Persada) .hal 1


Kesimpulan

Situasi pandemi memang belum berakhir dan tidak dapat diprediksi kapan berakhir ,karena itu pentingnya merancang suatu inovasi yang dapat menstabilkan keadaan salah satu inovasi terkait kegiatan belajar mengajar adalah menjalankan metode blended learning dalam pendidikan.Selain sebagai alternatif belajar pasca pandemi metode ini juga dapat menjadikan pembelajaran lebih progresif dan fleksibel.Beberapa studi penelitian telah menemukan bahwa blended learning dapat meningkatkan hasil belajar sama dengan atau lebih tinggi dari mahasiswa yang belajar secara konvensional atau sepenuhnya online, meskipun tingkat keberhasilan bervariasi antara disiplin ilmu (Heinze, 2008).

Pembelajarn online memang mendominasi pada metode ini,sehingga kita dapat meminimaisir pergerakan dan pertemuan demi mencegah penyebaran virus covid-19.Manfaatnya sangat jelas kita menjali lebih biasa menggunakan teknologi canggih dan sangat mudah dalam beradaptasi dengan teknologi baru kedepannya,tentu bagi kita yang merupakan Generasi Z yang  merupakan generasi digital sangat mudah untuk bersahabat dengan teknologi.Metode ini dapat dilakukan dengan sistem live event atau self paced learning keduanya merupakan sistem yang sangat baik dan mudah diterapkan.Masalah assesment pengajar dapat menggunakan ujian online atau offline tentunya semua harus didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan mahasiswa dan dibangun atas dasar kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak belajar.Pemerintah perlu menindaklajuti pemberian kuota gratis dan subsidi lainnya untuk meringankan beban mahasiswa sehingga pembelajaran lebih efektif,serta pelatihan untuk tenaga didik yang kurang dapat menguasai sistem teknologi agar tercipta stabilitas belajar yang baik.

Blended learning merupakan perpaduan belajar online dan konvensional. Ketika pembelajaran tatap muka/konvensional maka kita perlu menjalankan dengan ketat berbagai protokol kesehatan.Seluruh area sekolah / kampus harus disterilisasi,penambahan wastafel dan handsanitizer.Pemerintah juga perlu memberikan anggaran dana  dan mengawasi kegiatan sekolah/ kampus  khususnya pemerintah daerah wajib secara teratur mengawasi pergerakan manusia antar zona yang rawan sampai yang kurang rawan tujuannya agar dapat diketahui sekolah/kampus yang dapat mengadakan pembelajaran tatap muka dan sekolah / kampus mana yang tidak boleh sama sekali.

Peran pemerintah,Tenaga didik dan Mahasiswa/Peserta didik sangat diperlukan dan berperan penting untuk kelancaran metode ini kedepan.Kita tidak boleh lengah dengan keadaan dan harus berjalan progresif meskipun bahaya pandemi tetap mengintai.Oleh karena itu setiap elemen perlu menjalankan protokol kesehatan demi keselamatan bersama.





Daftar isi

 

Wijoyo, Indrawan,dkk.2020. Generasi Z & Revolusi Industri 4.0.Banyumas: CV. Pena Persada

 Tabah.2020.“Efektifitas Penerapan Blended Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Akademik Mahasiswa Melalui Jejaring Schoology Di Masa Pandemi Covid-19”.Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif. 3(5).Hal 495

 Budi.2020. “ Tantangan Dan Peluang Pendidikan Tinggi Dalam Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19.” Jurnal Kajian Ilmiah (JKI). Edisi Khusus No. 1.Hal 40.

 Sarah.2015. “Efektivitas Model Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Tingkat Pemahaman Mahasiswa Mata Kuliah Algoritma Dan Pemrograman.” Jurnal Pendidikan Vokasi. 5(1).Hal 76

 Galih.2020. “ Perencanaan Pendidikan Pada Masa Pasca Pandemi Covid-19”. 

Seminar Nasional Pascasarjana UNNES. Hal 315.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 





Comments

Popular posts from this blog

CARA MENGHILANGKAN WATERMARK FILMORA

Melawan Iblis,Dunia dan Kedagingan

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR) “Azas Filosofis Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara”